Kamis, 02 September 2010

Duri

Sekali lagi

Menara yang sudah dibangun tinggi ini harus roboh.

Menara yang tinggi karena fondasi mimpi yang terlalu kuat
Bahkan terkesan muluk

Tahukah kamu bahwa aku menyelipkan satu rasa lagi dalam fondasi ini?

Yang terpaksa harus kucabut kembali dan membuat semuanya
roboh sia-sia ketika kau menyulapnya menjadi duri.

Aku tak kan minta maaf karena aku lebih mencintai diri sendiri
biarlah duri itu terbang ditelan angin
dan luka ini berbuah nanah
agar baunya menusuk hingga tepat ke jantungmu
karena senjata tak ada padaku untuk membalas kasihmu

Jangan ajukan satu pertanyaanpun padaku,
dan jangan sekali-kali kamu membela diri
toh menara ini sudah rata dengan bumi

Seperti kamu ketahui, pencarianku sudah usai
bukan karena menemukan apa yang aku cari
tapi karena aku lelah mencaci

Aku akan anggap ini semua permainan hati
kini, dan nanti.


Palembang, 3 September 2010