Rabu, 30 Mei 2012

Notes buat Calon Ibu

Saya adalah seorang ibu yang baru melahirkan dengan usia bayi 3 bulan. Pengalaman pribadi mengajak saya ingin berbagi hal-hal seputar kelahiran. Buat orang lain mungkin sepele, buat saya ini penting.

 Ada banyak hal yang tidak bisa diutarakan secara gamblang. Konon manusia punya etika dan estetika dalam kehidupan. Siapapun yang meninggalkan kedua hal tersebut, dicap tidak beradab. Harusnya manusia ingat, ada hal-hal yang tidak bisa dibungkus dengan etika maupun estetika. Berjalan secara alami dan naluriah sesuai hukum alam, sesuai kebesaran Ilahi. Contohnya: melahirkan.

 Saya merasakan keajaiban itu ketika merasakan perubahan fisik dan mental sejak tubuh saya baru ditumpangi janin hingga janin itu lahir dan berkembang entah melalui naluri kemanusiaan, insting, atau hal lain yang saya kurang tahu namanya (apapun namanya, saya yakin bahwa ada sesuatu dalam tubuh kita yang punya peran besar dalam membentuk insting, yang cara kerjanya ribuan kali lebih cepat dari otak). Saya sangat percaya logika dan paling sulit menerima jawaban nak mule keto* atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepala. Sekarang saya sadar kalau “nak mule keto” adalah jawaban paling pas untuk perempuan dengan kondisi:
  1. Punya keinginan yang agak berbeda ketika hamil. Orang Indonesia sepakat mengistilahkan kondisi seperti ini dengan “ngidam”. Beberapa orang yang ahli di bidang kebidanan menduga bahwa ini sugesti. Buat saya ngidam tidak sesimpel sugesti. Tubuh kita terdiri dari banyak sel. Sel-sel itu punya makanannya sendiri-sendiri. Sel-sel yang lapar, akan mempengaruhi kerja otak untuk mencari makanan yang dibutuhkan sel. Sampai sel yang membutuhkan makanan tertentu itu kenyang, dia tidak akan berhenti mempengaruhi otak untuk tetap mencari, walaupun yang dicari belum tentu sesuai dengan selera. Selera cuma sesuatu yang dibentuk oleh etika dan estetika. Kembali ke paragraf 2, proses untuk melahirkan tidak ada hubungannya dengan etika, apalagi estetika.
  2. Merasa tidak menjadi diri sendiri. Seperti tiba-tiba emosi, perasaan labil, tingkah ababil, pikiran galau, dsb.
  3. Secara naluriah protektif dengan kandungan maupun anaknya. Jangankan manusia, kucing yang baru beranak pasti ngamuk ketika diganggu.
  4. Sangat rentan dengan kesehatan psikologis. Untuk itu, biarkan calon Ibu memilih sendiri DIMANA, KAPAN dan BAGAIMANA dia akan melahirkan serta merawat anaknya nanti.  Yang lain hanya boleh memberi saran dan masukan. Bukan PERINTAH! Tolong kesampingkan cara berpikir lama yang mengagung-agungkan nilai kesopanan saat menerima tamu sehabis melahirkan dengan senyum yang dibuat-buat untuk menutupi sulit dan repotnya bergerak sambil menahan sakitnya jahitan pasca melahirkan. Apalagi si bayi dipegang-pegang, dibawa kemana-mana oleh sembarang orang yang belum tentu dikenal. Secara naluriah sifat keibuan pasti mendorong untuk berontak bila dihadapkan dengan situasi seperti itu.
  5. Butuh perhatian. Ada salah seorang kerabat yang pernah bilang (dan kata-katanya berhasil membuat saya sembuh dari gangguan secara psikologis) bahwa Ibu yang habis melahirkan itu secara fisik dan mental kondisinya “kosong”. Butuh suasana. Kalau dibiarkan terlalu lama, bisa membuat si Ibu gampang kecil hati, tiba-tiba menangis, bahkan ada yang punya keinginan bunuh diri. Sangat bijak jika kita mau mendengarkan dan memenuhi keinginannya, ada yg ingin ditemani, ada juga yg ingin dibiarkan punya waktu sendiri.
  6. Setiap perempuan dan setiap kehamilan itu BERBEDA. Kalau ada orang lain yang kehamilannya lancar, sukses melahirkan, mengalami masa penyembuhan yang cepat, atau yang perkembangan bayinya mengalami akselerasi dengan bukti sudah bisa ini-itu di usia sekian bulan, jangan pernah menyamakan apalagi membanding-bandingkan antar Ibu hamil! Yang paling tahu kondisi fisik dan psikis Ibu hamil adalah dirinya sendiri. Lupakan rasa engga enakan dengan orang lain, biarpun itu suami, mertua, dokter kandungan, tetangga, siapapun. Beri pengertian kalau Ibu-ibu melahirkan memang “nak mule keto”. Membiarkan mereka membandingkan atau mempraktekkan cara apapun buat kita di luar keinginan kita hanya akan berakhir dengan Baby blues.
Sekian hasil pengamatan setelah melahirkan anak pertama. Sepertinya lebih tepat ditujukan untuk orang-orang yang mendampingi calon Ibu. Mudah-mudahan bermanfaat. Kalau ternyata banyak ditemukan perbedaan dalam kehidupan sehari-hari, kembali ke nomor 6: Setiap perempuan dan setiap kehamilan itu BERBEDA. Harap maklum. Saya hanyalah seorang anak yang baru bertransform menjadi Ibu.
  
*nak mule keto (bahasa Bali): memang begitulah adanya
Biasa digunakan untuk menjawab pertanyaan yang tidak ada atau tidak diketahui jawabannya. Kadang-kadang dipakai untuk menjawab yang seharusnya tidak usah dipertanyakan.

9 jam setelah melahirkan